Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia.


 

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran di Indonesia.

Sabtu, 13 Mei 2023


Oleh :
Fitria Nur Padila (NIM 2010103010063), Mahasiswi Prodi Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala.

Metro7news.com|Banda Aceh - Indonesia adalah negara berkembang dengan sejumlah problematika, termasuk persentase pengangguran yang tinggi tingkat pengangguran tahunan di Indonesia melebihi 5%. Angka pengangguran yang tinggi di Indonesia harus segera dibenahi agar negara tidak semakin mis


Tingginya tingkat pengangguran adalah akibat dari banyaknya permintaan akan usaha atau pekerjaan yang tidak sesuai bagi individu yang mencari pekerjaan; banyak bisnis menginginkan pemegang gelar diploma atau sarjana. Oleh karena itu, mengurangi pengangguran merupakan kewajiban bersama, terutama bagi pemerintah Indonesia yang harus mampu mencari solusi.


Pada Tahun 2022 kita dapat melihat bahwa ada beberapa daerah yang tingkat penganggurannya melebihi tingkat pengangguran nasional misalnya, DKI Jakarta 10,95%, Banten 10,64%, Jawa Barat 10,46%, Maluku, 7,57%, Sulawesi Utara, 7,37% , Kalimantan Timur, 6,87%, Jawa Tengah, 6,48%, Aceh 6,59%, Sumatera Utara, 6,91%, Sumatera Barat, 6,88%, Sulawesi Selatan 6,31%, Papua Barat, 6,80%. Pertumbuhan ekonomi mungkin berhasil meskipun tingkat pengangguran tinggi.


Hal ini disebabkan pentingnya membahas pengangguran karena merupakan faktor kunci dalam banyak faktor ekonomi lainnya,


Secara khusus, ketika menganalisis hasil pembangunan ekonomi suatu negara atau daerah, aktivitas pertumbuhan ekonomi merupakan aspek penting dalam menentukan seberapa baik kinerja bisnis. 


Ketika output produk dan jasa kadang-kadang naik, dianggap bahwa ekonomi tumbuh.


Pertumbuhan ekonomi, kemudian, menunjukkan kapasitas aktivitas ekonomi untuk meningkatkan kekayaan atau pendapatan sosial sepanjang waktu tertentu.


Suatu daerah yang secara konsisten mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat merupakan tanda bahwa kegiatan ekonomi suatu bangsa atau daerah berjalan dengan baik.


Pada Februari 2023, ada 7,99 juta pengangguran di Indonesia, turun dari 7,01 juta pada Februari 2022, menurut kajian Badan Pusat Statistik (BPS). Data tentang pengangguran ini mencakup empat kategori orang dalam populasi: mereka yang sedang mencari pekerjaan dan menganggur, mereka yang bersiap untuk memulai bisnis mereka sendiri saat menganggur, mereka yang percaya tidak mungkin mendapatkan pekerjaan saat menganggur, dan mereka yang memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.


Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengukur berapa banyak orang yang memiliki pekerjaan atau memiliki pekerjaan tetapi tidak bekerja saat ini terkait dengan seluruh angkatan kerja, termasuk mereka yang berusia di atas 15 tahun yang bekerja.


 Sebaliknya, pertambahan 2,61 juta orang dari Februari 2022 hingga Februari 2023 membuat jumlah tenaga kerja Indonesia menjadi 146,62 juta. Jumlah pengangguran pada awal tahun ini meningkat hampir 1,2 juta orang dibandingkan dengan situasi pada Februari 2019.


Dengan melimpahnya UMKM, khususnya usaha mikro, dan daya serap tenaga kerja yang sangat besar, Indonesia memiliki potensi fondasi perekonomian nasional yang kuat. 


Industri ini memiliki peran yang signifikan dalam mereduksi jumlah protes di Indonesia setiap tahunnya. Secara tidak langsung, jumlah jawaban akan menurun seiring jumlah UMKM yang terus meningkat dari tahun ke tahun. 


Ketergantungan UKM pada nilai uang yang kecil adalah masalah lain. Dengan demikian, mobilitas UMKM di Indonesia tidak akan banyak terpengaruh oleh perubahan nilai dolar global. UMKM adalah jawaban dalam berbagai situasi ekonomi terutama karena hal tersebut.


Peraturan dan regulasi pemerintah diperlukan untuk dapat mengatur dan memperkuat fungsi UMKM agar dapat terus tumbuh dan berkembang.


Kesadaran pemerintah akan pentingnya UMKM dalam keberlangsungan perekonomian Indonesia harus sejalan dengan langkah-langkah tersebut. 


Untuk menyediakan skema pembiayaan yang mudah didapat pelaku usaha UMKM, pemerintah harus menggandeng perbankan, swasta, dan BUMN dalam konteks ini. Dapat disimpulkan bahwa UMKM yang bermula dari usaha kecil niscaya akan berkembang menjadi mesin ekonomi yang relatif kuat. 


Seperti yang telah disebutkan, sektor UMKM adalah salah satu yang dapat bertahan di masa-masa sulit dengan cukup baik.


Penulis :