INGAT gak pada PEMILU 2004 Partai Demokrat mendulang 8,46 juta suara atau 7,45% dari total suara sah Nasional dan hingga SBY Membuat Imcumbent harus KEOK pada Pilpres pertama sekali untuk pemilihan langsung.
PDIP pada Pemilu 2004 meraih suara hanya 18,53%, jelas ini adalah angka yang ANJLOK
Sebagai data untuk perolehan suara PDIP sebesar 33,75% di Tahun 1999 TERJUN BEBAS menjadi 18,53% persen pada Pemilu 2004, hampir 15% suara MENGUAP pada saat PDI Perjuangan berkuasa, sungguh sangat menyedihkan..
Selanjutnya bergulir pada 5 tahun berikutnya saat Pemilu 2009, Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri kemudian menggandeng Prabowo Subianto untuk menjadi wakilnya, dan jelas hal ini masih tetap tidak menolong perolehan suara partai.
Walau kita mengetahui pada saat itu Partai Gerindra yang masih baru melek langsung mendapatkan kursi di DPR dengan perolehan 4,64% sedangkan PDI Perjuangan harus ANJLOK lagi dan mendapat 14,01% suara, ANJLOK lagi disaat kedua kali Ketumnya maju sebagai Capres.
Kita lihat bagaimana dengan SBY sebagai incumbent pada Pilpres 2009, jelas beliau menang total dan partainya melejit dari partai kecil seperti PSI sekarang, menjadi partai pemenang Pemilu 2009 dengan perolehan 20,81% suara, waw, luar biasa...
Apakah kemenangan SBY di 2009 tidak menjadi skala perbandingan mesin politik PDI Perjuangan pada Pilpres 2004..???
Hayyooooo mulai sadarkan..????
Dan apakah itu tak bermakna sebagai sebuah kegagalan di mata rakyat apa ?
Haluan strategi kemudian berubah, ANJLOKnya perolehan suara partai yang turun berkelanjutan membutuhkan strategi baru, yakni Ketumnya tidak mencalonkan lagi sebagai Presiden..
Yup.. strategi politik Pencapresan dimainkan, muncullah sosok Jokowi yang memiliki magnet sangat kuat dengan pola kerja BLUSUKAN nya dan langsung drastis menghasilkan kemenangan PDI Perjuangan yang dalam pidato Ketua Umumnya merasa selama 2 dekade pemilihan tidak merasakan lingkup kekuasaan.
Data dan fakta yang dihimpun bahwa perolehan suara partai PDI Perjuangan pada 2014 naik hampir mencapai 5%, yakni menjadi 18,96%, sehingga menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai pemenang pemilihan suara.
Apakah melonjak naiknya suara PDI Perjuangan pada saat itu bukan pengaruh JOKOWI..??
Hadir sosok JOKOWI berdampak banjirnya suara WONG CILIK beralih ke PDI Perjuangan karena hadirnya JOKOWI yang wong ndeso dari Solo itu..
Selanjutnya banjir suara rakyat yang memberi restu pada JOKOWI NAIK hingga 53,15% untuk menjadi presiden ternyata oh ternyata berdampak langsung memompa naik suara PDI Perjuangan.
Bahasa kerennya peristiwa ini sering kita kenal istilah "Coattail Effect Jokowi and It's Real JOKOWI POWER".
Hal ini sama seperti dengan perjalanan periode jabatan SBY, merasa masih perlu kinerja dilanjutkan untuk sebuah kemajuan bangsa pada kinerja periode pertamanya, Coattail Effect sang Incumbent Jokowi pada 2019 kembali melambungkan suara PDI Perjuangan, dan datanya membuat PDI Perjuangan di posisi satu-satunya partai politik yang bisa nyapresin sendiri tanpa perlu koalisi...
Bila Coattail Effect pencapresan Jokowi berakibat positif pada kenaikan kursi partai di DPR berbanding terbalik hasilnya dengan keadaan dua kali Pencapresan Megawati Soekarno Putri, dan bukan saya yang berkata seperti itu. Tapi itu kata data..
Dari fakta-fakta yang saya sampaikan, saya boleh bertanya..??
Apakah JOKOWI yang sukses mengembalikan citra PDI Perjuangan sebagai partai pemenang dan ataukah PDI Perjuangan yang menaikkan derajat JOKOWI..???
Silahkan anda yang menjawabnya...
Medan 02 Desember 2023
Sudut Meja
Rudy C. Riza T
Penulis Ketua JPKP Sumut, juga advokat dan pengacara di Medan