Kasus Penganiayaan di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin, Tersangka Sudah Ditetapkan

Kasus Penganiayaan di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin, Tersangka Sudah Ditetapkan

Selasa, 23 Januari 2024

Pelaku kasus penganiayaan di Pondok Pesantren Darul Muta'allimin, sedang dilakukan pemeriksaan oleh Polres Aceh Singkil dan sudah ditetapkan tersangkanya. (doc-ist)

Metro7news.com|Aceh Singkil - Kapolres Aceh Singkil, AKBP Suprihatiyanto, melalui Kasie Humas Iptu Eska Agustinus Simangunsong mengatakan, bahwa pihaknya telah menetapkan tersangka atas kasus penganiayaan anak di bawah umur berinisial SA (12) yang terjadi di Pondok Pesantren Darul Mutaallimin, pada Jum'at (12/01/24) lalu.


“Terkait kasus penganiayaan anak di bawah umur di Pondok Pesantren Darul Muta’allimin sudah ada tersangkanya. Kebetulan anak berhadapan dengan hukum itu juga di bawah umur, dengan inisial HP (16),” kata Eska dalam rilisnya, Senin (22/01/24).


Eska menjelaskan, kejadian bermula saat HP bertemu korban SA di luar asrama pondok pesantren. HP menuduh korban telah mengambil seluler miliknya.


Singkat cerita, kemudian HP membawa korban ke sungai di Kampung Tanah Merah, Kecamatan Gunung Meriah yang berdekatan dengan pondok pesantren dan mengancam korban akan ditenggelamkan, tetapi tidak jadi dan kembali lagi ke pesantren.


“Pada saat itu, HP sempat mengancam korban untuk ditenggelamkan, tetapi batal. Kemudian, HP datang ke bilik kamar korban dan mengikat tangannya dengan tali pinggang, serta mengancam korban lagi agar menuruti perintah HP. Lalu ia melepaskan korban dan kembali ke asrama,” kata Eska.


Setelah itu, sambung Eska, malamnya HP kembali datang ke bilik kamar korban saat korban sudah tidur. Setelah masuk, HP menutup pintu kamar dan menganiaya dengan cara memukul wajah korban menggunakan tangan.


Ia mengungkapkan, HP telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka, setelah bukti mengarah pada keterlibatannya dalam penganiayaan tersebut.


Eska berharap, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran buat kita semua agar ke depan lebih mengawasi, menjaga sikap, serta membimbing anak-anak kita. 


"Hal ini juga butuh kerja sama para orang tua dan guru untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan.” pungkasnya.


(Jhonwer manik)