Diduga Selewengkan Dana 6,8 Miliar, Aliansi Aktivis Minta Dirut Bank Sumut Dicopot


 

Diduga Selewengkan Dana 6,8 Miliar, Aliansi Aktivis Minta Dirut Bank Sumut Dicopot

Jumat, 21 Juni 2024

Aksi demo yang dilakukan oleh Aliansi Aktivis Kota (AKTA) di depan Kantor Bank Sumut meminta Direktur Utama Bank Sumut di copot.

Metro7news.com|Medan - Aliansi Aktivis Kota (AKTA) menggelar aksi unjuk rasa meminta agar Direktur Utama Bank Sumut dicopot dari jabatannya. Aksi unjuk rasa itu berlangsung di depan Kantor Pusat Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Kamis (20/06/24) kemarin. 


Unjuk rasa oleh sejumlah aktivis tersebut dipicu oleh dugaan penyelewengan dana sebesar 6,8 miliar rupiah dan pengadaan fiktif berupa renovasi kantor senilai 7 miliar rupiah yang dilakukan oleh Babay Farid, Direktur Bank Sumut. 


Ari Gusti Syahputra, koordinator aksi Aliansi Aktivis kepada media mengatakan, pihaknya telah lama menyoroti dugaan penyelewengan dana sebesar 6,8 miliar rupiah yang telah berlangsung sejak 2019 hingga sekarang. 


Ari juga menduga bahwa pengadaan fiktif berupa renovasi Kantor Bank Sumut malah digunakan untuk kepentingan renovasi rumah pribadi dan acara pesta aqiqah cucu salah satu pejabat Bank berplat merah tersebut. 


"Ini tidak bisa dibiarkan, karena menyangkut uang masyarakat Sumatera Utara, kami meminta agar APH dan OJK segera mengusut tuntas masalah ini," ungkapnya. 


Ari Gusti Syahputra menambahkan, Tim Divisi Pengawasan baru mengungkapkan, penyelewengan dana yang terjadi di Bank Sumut telah berlangsung sejak 2019 dan melibatkan sejumlah petinggi Bank Sumut. Anehnya, pelaku penyelewengan hingga saat ini tidak dijatuhi sanksi maupun pidana. 


"Untuk memudahkan penyelidikan, kami minta agar Dirut Bank Sumut, Babay Farid dicopot sekarang juga. Kami menduga dia telah melakukan pembiaran terhadap kasus ini," tandas Ari Gusti. 


Lebih jauh koordinator aksi Aliansi Aktivis itu mengungkapkan, bahwa selama ini Bank Sumut menyimpan dan menyembunyikan kebobrokan yang sangat berdampak besar pada keberlangsungan Bank Pembangunan Daerah yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumut. 


Tak hanya itu, kebobrokan management Bank Sumut juga dapat dilihat dari banyaknya kasus kredit macet. Bahkan aktivis juga mendapat laporan bahwa ada nasabah  yang sudah membeli rumah dengan KPR Bank Sumut, tetapi rumahnya tidak bisa di tempati.


"Nasabah membayar terus sampai lunas, ketika sudah lunas malah nasabah itu tidak mendapatkan sertifikat rumahnya dari Bank Sumut. Dari laporan yang kami terima, uang muka atau DP rumah nasabah di pakai oleh oknum pejabat Bank Sumut. Untuk itu, copot sekarang juga Dirut Bank Sumut dan tangkap sejumlah pegawainya yang diduga terlibat," ketusnya. 


(ds)