Terkait Pernyataan Mantu Malaikat, Edy Rahmayadi Sebaiknya Klarifikasi dan Minta Maaf


 

Terkait Pernyataan Mantu Malaikat, Edy Rahmayadi Sebaiknya Klarifikasi dan Minta Maaf

Minggu, 16 Juni 2024

Wan Agus Ketua Bidang Investigasi LSM Bintang Rakyat.

Metro7news.com|Medan - Soal pernyataan dan kelepasan bicara mantan Gubsu, H. Edy Rahmayadi saat menyatakan tekadnya maju kembali dalam Pilkada Sumatra Utara lewat berbagai media massa dan online nasional serta lokal. Dikritik oleh  Ketua Bidang Investigasi  LSM  Bintang Rakyat, Wan Agus Yahya. 


Wan menyampaikan kritiknya saat diwawancarai ketika menghadiri Acara Dialog Publik, Medan Hijau Asri dan Beradab, di Amaliun Foodcourt, Sabtu (15/06/24). 


Dalam dialog publik dengan penyelenggara  LIPPSU yang diketuai Azhari AM Sinik itu, dihadiri Kadis LH Medan dan Kadis LH Deliserdang, Ernawati Nasution. Wan Agus mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas pernyataan Ayah Edi Rahmayadi. 


Dipaparkan Wan Agus, meskipun dirinya secara pribadi memaklumi kelepasan bicara Ayah Edy itu. Namun dia minta agar mantan Gubsu itu, menyampaikan klarifikasi serta permintaan maaf kepada umat beragama yang menjadi bahagian Sumatera Utara. 


"Ayah Edy harus menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka kepada publik, agar masalahnya tidak menjadi polemik berkepanjangan, dan bukan tidak mungkin bakal menjurus kearah penegakan hukum," sebut Wan Agus Yahya. 


Dipaparkan Wan Agus, dalam konsep keagamaan dari berbagai agama yang ada dan diakui pemerintah. Malaikat merupakan mahluk suci dalam pandangan serta dialektika agama-agama yang ada itu.


Karenanya tambah Wan Agus, sebagai mahluk suci, konsep malaikat tentunya berbeda dengan konsep manusia, flora serta fauna. Hingga sangat mustahil bila malaikat, memiliki sifat-sifat seperti manusia, hewan, serta flora dan fauna, seperti berkembang biak, tumbuh, berketurunan dan berkembang.


"Jika disebut malaikat punya mantu, seolah malaikat itu sama seperti ciptaan Allah SWT lainnya, seperti manusia. Misalnya memiliki emosi, nafsu serta hubungan pertalian kekerabatan sekelas pernikahan dan berketurunan. Padahal dalam konsep keagamaan dan Ketuhanan. Malaikat adalah mahluk suci yang menjadi pesuruh/petugas sang Pencipta Allah SWT-Tuhan Yang Maha Esa," papar Wan Agus. 


Dikatakan Wan Agus, andaipun setelah pernyataan Mantu Malaikat mencuat dan menjadi perhatian publik. Kemudian ada pihak-pihak lain yang seolah menjadi "Jubir" Edy dengan mengatakan, Edy bercanda, kemudian Edy menunjukkan tekad kuatnya dalam Pilgubsu 2024, hingga membuat pengandaian dan perbandingan (metafora) bahasa. 


Pernyataan mereka yang "serasa-merasa Jubir" itu, hanya perasaan yang bersangkutan semata. Bukan didasari oleh kenyataan dan fakta atas ucapan yang telah disampaikan Edy Rahmayadi. Bahkan dalam metafora dan pengandaian sekalipun, kondisi mahluk (manusia) tidak dapat dibandingkan ataupun dihadapkan dan dibenturkan dengan lambang Ketuhanan, seperti Malaikat atau kitab suci. 


"Ayah Edi sebaiknya yang langsung mengklarifikasi ucapannya. Dan bila memang terkesan telah menyinggung hati dan perasaan umat beragama. Tidak salah bila Ayah Edy menyampaikan permohonan maaf. Itu merupakan pernyataan seorang ksatria, khususnya manusia yang tak luput dari khilap dan lupa serta alpa. Saya yakin masyarakat Sumatera Utara akan memaafkan ayahnya yang terlupa," tutup Wan Agus Yahya. 


(fitri)