Wan Agus Yahya tengah menikmati suasana senja di pedestrian Jl. Sudirman Medan. |
Metro7news.com|Medan - Wan Agus Yahya menyayangkan insiden ambruknya jembatan Lapangan Candika di Kecamatan Medan Johor beberapa waktu lalu, dan mengapresiasi petugas lapangan yang langsung mengevakuasi warga hingga tidak jatuh korban jiwa. Hal tersebut disampaikan Agus kepada wartawan, Selasa,(15/10/24).
Peristiwa itu terjadi, ujar Agus lebih kepada sikap dan cara berpikir warga, dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah daerah. Dimana warga seringkali bertindak di luar kepatutan dan kewajaran, juga enggan mematuhi ketentuan dalam penggunaan fasilitas publik yang ada.
Ditambahkan Agus, jika melihat kondisi jembatan, jelas bahwa fungsi jembatan sebenarnya adalah sebagai hiasan dalam konteks estetika dan pariwisata, itulah sebabnya beban yang dapat ditahan bangunan adalah maksimal menampung 20 orang. Namun saat jembatan ambruk, jika dilihat dari foto dan video yang beredar mencapai 4 hingga 5 kali beban maksimal.
"Jangankan orang berlalu lalang dan melintas diatasnya. Lebih dari 20 orang saja duduk-duduk diam diatas jembatan, dipastikan sudah melebihi daya tahan beban jembatan itu," sebut Wan Agus.
Kejadian itu sebab Wan Agus, harus merubah cara berpikir warga dalam memanfaatkan setiap fasilitas dan bangunan publik. Terutama dengan mengutamakan keselamatan diri pribadi, daripada mengedepankan ego saat menggunakan fasilitas publik.
Karena saat sebelum kejadian ambruknya jembatan tersebut, malah terekam ada sekelompok warga yang melompat-lompat diatas jembatan guna mendapatkan efek ayunan dan goyangan, dari jembatan yang memang didesain tanpa bantalan-bantalan dan tiang penopang ditengah jembatan. Seolah ingin terlihat tengah bermain ayunan raksasa, padahal fungsi jembatan hanyalah hiasan dan pemanis suasana, serta jalan pintas dengan daya beban terbatas.
Begitupun, ujar Wan Agus yang juga aktif di ASPRINDO Sumut (Plt ASPRINDO Simalungun), kejadian tadi dapat menambah pemahaman dinas dan instansi terkait. Tentang pola pikir dan sikap warga, yang tetap harus dituntun dan diawasi untuk disiplin mengikuti ketentuan dan peraturan serta standar keselamatan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas publik.
"Mungkin Pemko Medan berinisiatif untuk membangun fasilitas publik berupa jembatan, sebagai hiasan, untuk lokasi selfie dan sejenisnya. Tapi ada baiknya Pemko juga mengedepankan sosialisasi berkelanjutan terhadap bangunan yang ada tadi. Agar warga jadi terbiasa patuh, dan mengikuti ketentuan terutama bagi keselamatan warga sebagai pengguna," tutup Wan Agus Yahya.
(fitri)