Kepsek SMAN 2 Dumai bantah berita dari media tentang penyalahgunaan dana BOS sekolah tersebut. |
Metro7news.com|Dumai - Terkait pemberitaan di media tentang tidak singkronnya dana yang masuk dan keluar pada tahap 1 dan 2 BOSP Tahun 2023, dibantah langsung oleh kepala sekolah (Kepsek), bahwasanya itu tidak benar.
"Kami tetap terus menjalankan sesuai dengan SOP dan prosedur penggunaan dana kepada sekolah dan siswa-siswi murid kami," ucap Kadri selaku Kepsek, Kamis (24/10/24).
Lanjutnya, dirinya (Kadri-red) merincikan dan terangkan pengunaan dana tersebut ;
1. Dana yang diterima pada tahan 1 dan 2 masing masing 50%
2. Dana tahap 1 tidak semuanya di belanjakan di tahap 1, sekolah hanya wajib belanja diatas 50% kalau kurang terjadi pengurangan penerimaan di tahap 2
3. Kekurangan belanja di tahap 1 dilaksanakan pada tahap 2.
4. Banyak faktor yang menyebabkan dana tahap 1 tidak dibelanjakan semua, diantaranya barang masih dalam pesanan, kalau untuk kegiatan jadwal narasumber yang belum singkron, dan sebagian antisipasi untuk operasional sekolah jika dana tahap 2 telat salur
5. Dana sarana dan prasarana sebanyak 500 juta. Didalamnya ada belanja modal, belanja daya listrik dan internet, ada service, londri dan banyak komponen lainnya.
Sementara, Hefi Zuswita, M.Si selaku Bendahara BOSP saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa sekolah tetap pada jalurnya dalam penggunaan dana bantuan sekolah sesuai kebutuhan dan aturan yang berlaku.
Terkait ATK yang diberitakan ketika di konfirmasi ke pada Kepsek, Kadri Rahmadi dan Bendahara BOSDA, Ernawati, beliau menyatakan, bahwa sekolah sudah berusaha mengakomodir semua kebutuhan guru, dan kami sudah mewawancarai beberapa orang guru salah satunya Ibu Vennie Savira sebagai guru seni dan ekstrakurikuler. Menurut mereka semua kebutuhan ATK yang kami minta selalu dipenuhi oleh sekolah.
(Ira/ans)