Terkait Vidio Viral di Medsos, Ini Penjelasan Direktur RSUD Subulussalam

Terkait Vidio Viral di Medsos, Ini Penjelasan Direktur RSUD Subulussalam

Senin, 21 Oktober 2024

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam dr. Dewi Sartika Pinem saat memberi keterangan pers kepada wartawan tentang video viral di Medsos.

Metro7news.com|Subulussalam - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, dr. Dewi Sartika Pinem memberikan penjelasan terkait video viral berisi komplain dari keluarga pasien yang mengaku kurang mendapat pelayanan.


Sementar menyikapi viralnya vidio tersebut, dr. Dewi Sartika memberi keterangan pers kepada wartawan, Senin (21/10/24).


Menurut dr. Dewi sebenarnya pasien tersebut telah mendapat penanganan secara medis dari dokter jaga, dr. Ridwansyah Nasution.


Dijelaskannya, pasien berinsial EG (20) tersebut adalah korban kecelakaan lalu lintas. Dia tiba di RSUD Kota Subulussalam sekitar pukul 20.30 WIB. 


"Pasien sebenarnya sudah langsung ditangani secara medis sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP)," jelas dr. Dewi.


Pasien yang mengalami patah tulang di lengan telah dipasang penyangga. Nah, karena berdasarkan pemeriksaan dokter harus dilakukan tindakan medis lanjutan sehingga diarahkan untuk dirujuk.


Sebab, kata dr Dewi  untuk tindakan medis lebih lanjut harus dilakukan dokter spesialis orthopaedi dan belum ada di RSUD Kota Subulussalam.


Dr. Dewi juga menjelaskan, pasien terkait merupakan korban kecelakaan lalu lintas yang penanganannya tidak ditanggung oleh BPJS sehingga harus melalui jalur umum.


Untuk itu, pihak RSUD mempersilakan keluarga pasien untuk bermusyawarah terkait masalah rujukan.


Menurut dr. Dewi, lebih kurang satu jam rentang waktu pihak keluarga bermusyawarah untuk mendiskusikan masalah rujukan tersebut.


Lebih jauh dijelaskannya, bahwa proses rujukan pasien juga tidaklah langsung instan tapi ada waktu dan tahapan.


Apalagi untuk rujukan ke Medan, Sumatera Utara. Proses mengirim pasien rujukan melalui Sisrute ke rumah sakit yang dituju dan membutuhkan waktu menunggu tanggapan dari rumah sakit terkait.


Pada pukul 22.03 WIB, dokter RSUD Subulussalam langsung berkoordinasi dengan keluarga pasien atas persetujuan bersedia dirujuk atau tidak.


“Keluarga diminta berembuk. Sekira pukul 22.40 WIB, keluarga bersedia dirujuk. Dokter kita berkoordinasi dengan beberapa rumah sakit di Medan dan Banda Aceh. Pukul 22.48 WIB, direspon oleh RS Bina Kasih Medan,” terang dr Dewi.


Dikatakannya juga, setelah melengkapi berkas yang diminta pihak Rumah Sakit Bina Kasih, selesai sekira pukul 00.00 WIB.


"Nah, setelah itu dokter jaga berkoordinasi dengan Menko terkait rujukannya tersebut," ungkap dr. Dewi.


Kemudian, lanjut dr. Dewi karena Ambulance RSUD Subulussalam sedang dalam proses perjalanan merujuk dan pulang sehingga mereka berupaya mencari pengganti.


Menurutnya, pihak RSUD Subulussalam menghubungi Ambulance Puskesmas terdekat dan di tengah menunggu tiba-tiba pecahlah persoalan tersebut.


Dr Dewi pun memaklumi jika keluarga pasien kemungkin tidak sabar menunggu datangnya ambulance. Padahal, kata dr. Dewi pada dasarnya mereka sedang melaksanakan proses, namun tentunya tidak serta merta secara instan.


"Bahwa pasien telah dirujuk sekira pukul 01.10 WIB. Artinya yang membuat waktu molor adalah saat menunggu proses keluarga berembuk apakah setuju dirujuk atau tidak,” tandas dr Dewi.


Dalam hal ini terjadi kemoloran karena menunggu respon balik dari rumah sakit rujukan dari Medan dan koordinasi ambulance dari Puskesmas karena kejadian sudah dinihari.


"Intinya, penanganan medis sudah dilakukan secara baik hanya masalah keberangkatan pasien ke rumah sakit rujukan yang sempat molor beberapa saat," tuturnya.


Jika pun terjadi molor, ujar dr. Dewi, sedikit saja, sebenarnya tidak masalah karena pasien itu bukan kritis atau gawat darurat.


Penjelasan ini disampaikan agar masyarakat tidak salah menyikapi video yang viral di mana seakan-akan pihak RSUD Subulussalam mengabaikan pasien. 


"Padahal dokter jaga telah melakukan tindakan medis terhadap pasien termasuk langkah-langkah lanjutan yaitu berkomunikasi dengan dokter bedah, menyarankan rujukan dan tindakan lainnya," pungkas dr. Dewi.


(Humas/Amdan Harahap)