Warga menunjukkan lahan yang tergenang di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Selasa (28/01/25). |
Metro7news.com|Madina - Dikira untung ternyata buntung seperti itulah yang disampaikan para petani di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara, pasalnya usai pelaksanaan kegiatan optimalisasi lahan (Oplah) sejumlah petani di wilayah tersebut tidak bisa bercocok tanam akibat areal persawahan yang selama ini mereka garap tidak bisa ditanami akibat tergenang air.
Seperti diketahui dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat petani, Kementerian Pertanian telah mengucurkan dana milyaran rupiah dalam kegiatan optimalisasi lahan pertanian termasuk diantaranya di Desa Huraba, Kecamatan Siabu dengan sasaran lahan gambut yang dimiliki oleh masyarakat petani.
Berdasarkan informasi yang diterima di lapangan, bahwa kegiatan Oplah tersebut adalah kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Gapoktan Bintang Terang yang ada di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal.
Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang petani pemilik lahan, Arsyad Siregar di areal tanah gambut di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. Dia mengatakan, bahwa sebelum dilaksanakan Oplah lahan pertanian miliknya dapat ditanami dengan baik, namun setelah pelaksanaan Oplah tersebut dia bersama petani lainnya tidak bisa bercocok tanam.
"Dulu sebelum kegiatan tersebut (Oplah-red) lahan pertanian saya dengan cuaca seperti ini dapat ditanami dengan baik, namun setelah kegiatan tersebut hujan sedikit saja lahan pertanian kami tidak bisa ditanami dengan baik lagi," jelasnya kepada wartawan, Selasa (28/01/25).
Dilanjutkan Arsyad, bahwa sekarang ini hujan sedikit saja lahan pertanian kami sudah tergenang air, sehingga tanaman padi yang kami tanam membusuk dan mati.
"Kami sudah beberapa kali menanami lahan pertanian kami, namun tetap saja tergenang air yang mengakibatkan tanaman kami membusuk, padahal sebelum kegiatan Oplah tersebut tidak seperti itu," keluhnya.
Kasmir Dalimunthe Ketua Gapoktan yang dikonfirmasi menjelaskan, bahwa dia tidak mengetahui dalam kegiatan Oplah tersebut, karena dia tidak dilibatkan dalam kegiatan itu.
"Sebenarnya saya tidak mengetahui kegiatan tersebut, karena pas pengajuan dirinya diberhentikan dari Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bintang Terang tanpa musyawarah, namun tiba-tiba jabatan Ketua Gapoktan sudah beralih kepada orang lain," jelas Kasmir.
Lebih lanjut disampaikannya, banyak Ketua Kelompok Tani (Poktan) yang bertanya kepadanya apakah dia mengundurkan diri dan kapan musyawarah pergantian Ketua Gapoktan Bintang Terang.
"Memang kejadian pertukaran Ketua Gapoktan Bintang Terang, banyak Ketua Poktan yang datang kepada saya. Namun, saya jelaskan kepada mereka bahwa saya sendiri tidak mengetahui bahwa saya diberhentikan dari Ketua Gapoktan," ujar Kasmir Dalimunthe.
(MSU)